Minggu, 31 Juli 2011

Maka mundurlah Selangkah!..........

Ketika saya bekerja sebagai staf pembukuan ditahun 90an, pembukuan masih menggunakan system manual tidak seperti sekarang yang sudah serba komputerisasi. Dimasa itu catatan pembukuan seperti untuk penjualan, pembelian dan lain-lain dicatat dibuku berukuran besar yang terdiri dari kolom-kolom, yang biasa disebut tabelaris. Setiap transaksi dicatat berdasarkan invoice atau bukti transaksi yang kolomnya bisa mencapai lima sampai dengan sepuluh kolom tergantung kebutuhan informasi yang diinginkan. Lalu setiap kolom disetiap halaman harus dijumlah kebawah, lalu kesamping dan jumlahnya harus sama. Kemudian jumlah dikolom halaman tersebut bersambung ke halaman berikutnya dengan cara yang sama. Dalam satu bulan bisa mencapai belasan lembar. Ini bukan masalah mudah menghitung dengan menggunakan kalkulator biasa sampai belasan lembar. Sering kali jumlahnya tidak sama dan harus mengulang dari halaman pertama. Dan saya sangat tidak menyukai cara menghitung seperti ini. Sebab dibutuhkan ketelitian, kesabaran, ketepatan dan kecepatan. Dan karena saya selalu tidak sabar menghitungannya maka sering kali salah, dan amat membebani pikiran saya. Saya merasa sangat menderita!. Bila sudah begitu muka jelek saya tidak bisa saya sembunyikan, terlihat jelas sedang kesel. Nah... atasan saya punya cara jitu mengatasi bad mood saya itu. Dia akan memanggil saya untuk sejenak keruangan dia hanya sekedar ngobrol macem-macem yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Selang sepuluh-lima belas menit kemudian saya kembali kepekerjaan semula dan tahu-tahu pekerjaan yang tadinya susah dan rasa-rasanya tidak mungkin diselesaikan ternyata beres juga. Hitungannya menjadi klop, sama! Dalam satu kali hitungan. Tidak ada yang selisih, semua berjalan lancar dan finish. Kegelisaan, susah, kesel hilang terlupakan!.

Mungkin saat mengerjakan tugas itu pikiran saya dipenuhi awam gelap dan berusaha menolaknya "pergi, jangan ganggu aku" karena kegalauan hati sudah menutup logika saya. Lupa dan tidak sadar, ada makna dan pelajaran berharga yang terkandung disetiap masalah. Dan waktu selalu datang mengajari kita, memberi jawaban yang tidak terjawabkan dan membuat kita mengerti. Pengalaman yang saya dapat adalah pelajaran sangat berharga sebagai bekal dimasa yang akan datang.

Kini saya senang bisa berbagi pengalaman itu kepada sahabat yang sedang tertunduk lesu, mumet dengan persoalan masing-masing. Kuncinya hanya satu, "saat jalan itu terlihat buntu berhentilah sejenak, biarkan pikiran istirahat sejenak atau mundurlan selangkah untuk sekedar menghirup udara segar". Lupakan persoalan itu lalu kembali dengan pikiran yang segar, jernih dan bebas. Niscaya dengan pikiran yang tenang ada solusi terbaik yang datang membantu menyelesaikan permasalahan, lalu hati menjadi damai sejahtera.

Seorang pemanah tidak bisa melesatkan anak busur ke sasaran yang dia inginkan bila tidak terlebih dahulu menarik anak panah itu kebelakang. Begitu juga dengan kita, mundur selangkah bukan berarti kalah tetapi bersiap untuk melangkah lebih cepat sampai ditujuan seperti menarik mundur anak busur lalu melesat dengan cepat.

Petani yang melangkah mundur dengan tubuh membungkuk sembari menancapkan bibit padi di petak sawah memberikan sebuah pencerahan, suatu kesuksesan baru dapat diraih dengan menunduk dan melangkah mundur (menancapkan bibit padi dapat segera diselesaikan jika dilakukan dengan cara membungkuk sambil melangkah mundur). Selain itu, kiasan ini juga mengingatkan kita akan filosofi tingkat tinggi, bahwa mundur sesungguhnya adalah untuk maju. 

Di dalam kehidupan ini ada banyak kejadian serupa yang dialami yang membuat kita sepertinya harus mengalah, sebenarnya bukan itu yang sedang terjadi tetapi kita justru sedang melangkah maju. Maka mundurlah selangkah……….

Hidup Bukan Hanya Duit dan Makan

Hidup bukan hanya urusan duit dan makan tapi lebih dari itu:
1. Hidup butuh kasih sayang
2. Hidup butuh proses
3. Hidup butuh jiwa besar
4. Hidup butuh hening
5. Hidup butuh jati diri

Bila ke 5 point diatas tidak bisa dibeli dengan uang tetapi bila kita bisa mencapainya kita akan menjadi diri kita yang sesungguhnya.....