Saya menulis kata “KESADARAN” distatus handphone, beberapa menit kemudian
saya menerima beberapa pesan sedikit menggoda dari teman berkomentar, “Jadi
selama ini pingsan ya? Baru bangun? Koq baru sadar? Dan seterusnya.
Ya betul sekali. Saya setuju dengan para sahabat kalau saya baru saja
terjaga dari tidur panjang dan sekarang sudah sadar. Betul saya baru sadar!
Kesadaran yang saya maksud di sini adalah apa yang saya sebut kesadaran
sejati. Yaitu tahu ketika sesuatu sedang dilakukan, dapat merasakannya dan
terkendali dengan baik.
Kesadaran berarti bangun dan terjaga.
Anda, saya dan kita semua setiap hari sibuk mengejar karier, berbisnis dan
menjalankan aktivitas hidup masing-masing. Kita larut dan tenggelam dalam
rutinitas ini, bahkan sebagian besar kegiatan itu dijalankan tanpa sadar
seolah-olah sudah terprogram dengan baik dan tubuh hanya bagaikan robot untuk
menjalankan semua itu. Hidup yang sudah benar-benar terpola.
Satu contoh yang simpel, bernafas. Setiap detik kita bernafas menghirup
oksigen dan kita tahu bahwa kita harus bernafas kalau tidak artinya mati. Tapi
apa kita masih sadar ketika menarik setiap oksigen yang masuk melalui tarikan
nafas? Atau ketika nafas dihembus keluar? Berapa banyak di antara kita yang
masih sadar atas rutinitas ini? Mungkin sebagian kecil dari kita tahu, tapi
lebih sering tidak menyadarinya, kapan tarikan dan hembusan nafas itu terjadi.
Kita tidak mau tahu apalagi peduli karena bernafas sudah berjalan dengan baik,
otomatis. Nanti ketika masalah datang baru diperhatikan. Sama seperti sebuah
mesin, bila dia bisa berjalan lancar ya sudah biarkan saja, tapi bilamana
bermasalah baru kita berusaha mengatasinya.
Contoh lainnya adalah ketika bangun tidur dipagi hari, hal pertama yang
saya lakukan adalah mandi. Meskipun saat itu kondisi saya masih mengantuk dan
setengah sadar atau sedikit oleng karena belum sadar betul tapi untuk aktivitas
mandi tidak mungkin terlewatkan. Mungkin ada di antara kita yang tidak mandi pagi?
Bagi kita orang Indonesia rasanya mustahil… Apakah kita pernah menyadari hal
ini? setidak-tidaknya bertanya pada diri sendiri berapa lama sudah aktivitas
mandi pagi ini saya jalankan? Apakah kita melakukannya dalam kondisi sadar?
Atau bagaikan robot yang sudah terprogram dengan pasti?.
Tentu masih banyak lagi aktivitas kita sehari-hari lainnya yang terjadi
dalam kondisi tanpa sadar dan terjadi begitu saja, bahkan saat melangkahkan
kaki pun kita tidak sadar kaki kiri atau kaki kanan, tertawa dan bicara juga
sering kali tak sadar. Semua terjadi begitu saja, berlalu dan hilang. Lalu
berapa banyak kegiatan sehari-hari yang disadari? Saya belum dapat menemukan
data statistik ini atau mungkin juga belum ada penelitiannya, tapi saya pernah
mencoba untuk menghitung dalam satu hari berapa banyak perbuatan yang saya
sadari. Hasilnya lebih banyak yang tidak disadari dari pada yang disadari. 97%
terjadi begitu saja. Ini kenyataannya.
Ketidaksadaran disebabkan pikiran bercabang karena sudah terbiasa berpikir dari
satu persoalan ke persoalan lainnya. Pikiran selalu berubah-ubah dan dengan
mudah lompat-lompat, berselancar, berkelana dan terbiasa bebas (tanpa
terkontrol) mencari sesuatu yang menyenangkan sehingga sukar untuk
dikendalikan, akibatnya kita tidak fokus, emosional, stres, gelisah dan lain
sebagainya.
Kita terlalu mencintai pikiran-pikiran itu.
Pikiran adalah milik pribadi. Sesuatu yang menjadi milik pribadi maka kita
yang punya hak penuh atas barang tersebut. Terserah mau kita apakah barang
tersebut, apakah mau kita kendalikan atau dibiarkan bebas sebebas-bebasnya dan
kitalah yang menentukannya. Karena kita adalah tuan atasnya. Demikian juga
terhadap pikiran, meskipun sifat pikiran seperti di atas selalu berubah-ubah,
lompat-lompat, berselancar, bebas dan mencari sesuatu yang menyenangkan bukan
berarti kita tidak bisa mengontrol pikiran itu. Kita bebas memerintahkan
pikiran, menyuruh dia melakukan apa yang kita mau, dan sebagai hamba maka
pikiran itu harus mau tunduk menuruti tuannya.
Cara terbaik untuk mengendalikan pikiran adalah pertama-tama menyadari
bahwa pikiran itu liar, lalu meditasi untuk melepaskan semua pikiran liar itu.
Dengan meditasi kita melatih mengendalikan pikiran, bila pikiran sudah
terkendali maka kesadaran muncul.
Ciputra, pengusaha properti terpandang pernah berkata setiap saat dia
berpikir dan dia merasa sial karena tidak bisa berpikir selama tidur. Ini
pengakuan sangat jujur, yang menunjukkan bukti bahwa pikiran itu memang liar
dan tidak kenal lelah bekerja.
Kesadaran bukan sekedar penting bagi diri sendiri tetapi dalam banyak
kesempatan juga berguna bagi lingkungan di mana kita ada. Ketika kesadaran itu
terpelihara dengan baik dan melekat pada diri maka kita akan tampil menjadi
pribadi yang berbeda. Mengapa ini bisa terjadi? karena kesadaran membawa kita
kepada toleransi, empati, belas kasihan, tenang, bahagia dan rendah hati.
Pribadi yang beda itu mungkin saja, kalau dulu emosional maka sekarang
lebih dapat mengendalikan emosi karena menyadari kondisi emosional tersebut.
Apabila kita menyadari saat ini kita sedang dalam kondisi emosi tentu kita bisa
langsung mengendalikannya, tetapi sebaliknya bila kita tidak menyadarinya maka
emosi itu akan terus berlanjut dan berkembang. Gampangnya begini, Anda berjalan
di bawah terik matahari yang sangat panas pada siang hari, bila Anda tidak
menyadari terik matahari itu panas maka Anda akan terus berjalan sampai Anda
menyadari terik matahari itu panas menyengat. Pada saat menyadarinya maka tubuh
akan minta untuk berteduh atau menghindari teriknya panas dan disaat panas
muncul, rasa haus dan keringat juga datang.
Saat ketenangan berdiam dalam diri maka perasaan menjadi nyaman, damai dan
bahagia. Tubuh lebih relaks dan sistem sirkulasi darah dalam tubuh bekerja
lebih baik. Sehingga segala energi negatif seperti emosi, egois, kebencian akan
sirna terkikis energi positif yang timbul. Bahkan penyakit pun menjauh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar